Obat Gatal Kronis Kian Dekat

Written By Unknown on Kamis, 10 Januari 2013 | 10.44

Kamis, 10 Januari 2013 | 05:17 WIB

TEMPO.CO , Jakarta:Ethan A. Lerner, profesor dari Harvard University mengatakan, temuan syaraf gatal dapat digunakan untuk membuat obat penekan efek samping gatal dari klorokuin dan meringankan gatal kronis pada penyakit kulit. Walaupun temuan itu masih berdasarkan penelitian terhadap saraf tikus.

"Gatal, bagi banyak orang, sangat mengganggu," kata profesor yang tidak terlibat dalam penelitian mengenai syaraf gatal itu. Ethan mengatakan, temuan itu akan sangat berarti pada dunia pengobatan apabila manusia memiliki sistem saraf spesifik untuk rasa gatal yang sama seperti tikus.

Menurut dia, rasa gatal biasanya dilawan dengan cara digaruk. Namun, bagaimana mekanisme menggaruk supaya bisa mengurangi atau menghilangkan rasa gatal juga belum banyak diketahui. Karena itu perlu penelitian lebih lanjut mengenai rasa gatal dan obat penangkalnya itu.

Tim peneliti dari Johns Hopkins dan Yale Amerika Serikat serta sejumlah universitas di Cina sebelumnya menguak misteri rasa gatal pada manusia dan hewan. Mereka mengidentifikasi syaraf yang bertanggungjawab terhadap sensasi rasa gatal itu.

Menurut para peneliti, saraf ini mengirimkan rasa gatal dari permukaan kulit ke sumsum tulang belakang. Respons ini mengakibatkan manusia dan hewan merasakan sensasi gatal, entah itu oleh gigitan serangga, zat beracun, kulit kering, hingga tusukkan benang pada pakaian.

"Penelitian kami untuk pertama kalinya menunjukkan adanya saraf khusus rasa gatal," kata Xinzhong Dong, profesor ilmu saraf di Johns Hopkins University School of Medicine, Rabu, 9 Januari 2013. Penemuan ini diterbitkan dalam jurnal Nature Neuroscience.

Komunitas ilmiah telah lama berdebat tentang mekanisme munculnya rasa gatal. Apakah sinyal rasa gatal dialirkan lewat sistem saraf khusus atau melewati saraf yang sama untuk mengirimkan rasa sakit. Data sebelumnya menunjukkan cara menekan rasa nyeri memakai morfin dapat menyebabkan gatal-gatal kronis. Ini menjadi indikasi tumpang tindih antara sensasi rasa gatal dan nyeri.

Fakta menunjukkan evolusi menghasilkan saraf gatal pada tikus dan hewan lain. Dong mengatakan, rasa gatal bukan hanya produk sampingan dari saraf nyeri, tapi juga berperan penting dalam kelangsungan hidup hewan dan manusia.

Ia dan rekan-rekannya mengidentifikasi sel-sel saraf yang merespons sejumlah rangsangan gatal. Mereka kemudian melakukan modifikasi genetik terhadap tikus. Tujuannya supaya sel-sel saraf gatal ini terbungkus protein yang mengikat capsaicin, senyawa kimia pembuat cabai memiliki sensasi pedas dan membakar.

Ketika capsaicin digosokkan pada kulit tikus, hewan pengerat itu tidak menggeliat kesakitan. Tikus justru menggaruk kulit yang digores capsaicin. Ini menunjukkan bahwa sel saraf tikus hanya mengirimkan sensasi rasa gatal, bukan rasa sakit.

Dalam percobaan kedua, tim ilmuwan menggunakan zat kimia pembunuh sel-sel saraf gatal. Hasilnya, tikus lebih jarang menggaruk bila terkena bahan kimia penyebab gatal, tapi masih merespons rasa sakit secara normal.

Zat kimia yang digunakan untuk memberi sinyal gatal pada tikus adalah klorokuin. Zat yang berfungsi sebagai obat malaria ini ditolak oleh banyak penduduk Afrika karena menyebabkan rasa gatal.

NY TIMES | MAHARDIKA SATRIA HADI


Anda sedang membaca artikel tentang

Obat Gatal Kronis Kian Dekat

Dengan url

http://teknologiseo.blogspot.com/2013/01/obat-gatal-kronis-kian-dekat.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Obat Gatal Kronis Kian Dekat

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Obat Gatal Kronis Kian Dekat

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger