Menyelamatkan Situs Prasejarah Rembang

Written By Unknown on Senin, 08 April 2013 | 10.44

Senin, 08 April 2013 | 03:04 WIB

TEMPO.CO, Rembang--Pemerintah Rembang berusaha melindungi situs manusia prasejarah berusia 2.650 tahun atau sekitar 500 SM. "Kami akan membangun talut penahan ombak untuk mengamankan areal situs di pantai Sluke," kata Suharso, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Rembang (14/4).

Untuk menyelamatkan situs itu, Pemerintah Rembang menganggarkan Rp 200 juta, untuk mengamankan zona inti sepanjang 85 meter. "Namun bisa saja talut akan dibuat sepanjang 1 70 meter, sesuai rekomendasi pihak Badan Arkeologi Yogyakarta," kata Suharso.

Balai Arkeologi Yogyakarta dibantu Laboratorium Direktorat Geologi Bandung melakukan penelitian di Lasem, Kabupten Rembang. "Dengan metode carbon dating, Direktorat Geologi Bandung memastikan usia situs mencapai 2.650 tahun," kata kata Gunadi, Ketua Tim Arkeolog dari Balar Yogyakarta. Atas temuan itu, kata Gunadi, Balai Arkeologi Yogyakarta akan melanjutkan penelitian asal usul manusia prasejarah hingga tiba di Jawa.

Situs manusia prasejarah ditemukan di pantai Binangun dan Plawangan (Kecamatan Lasem), pada akhir November lalu. Selain menemukan situs tersebut, Tim Arkeolog Balai Arkeologi (Balar) Yogyakarta juga menemukan peninggalan prasejarah di Pantai Laren, Kecamatan Sluke. "Di sini titik sebarannya lebih banyak," kata Gunadi, Ketua Tim Arkeolog dari Balar Yogyakarta.

Menurut Gunadi, peninggalan prasejarah itu selain berupa artefak kerangka manusia, juga peralatan gerabah tembikar dan peralatan kerang. "Dari temuan itu, diperkirakan antara kerangka manusia dan peralatan tersebut satu lefel dan berasal dari 500 sebelum masehi," ucap Gunadi.

Sementara itu, Pemerintah Rembang juga berminat membeli areal situs Terjan, Kecamatan Kragan, seluas 2.468 meter persegi yang berada di puncak Bukit Selodiri setinggi 105 dari permukaan air laut. Lokasi situs itu milik Darsan, warga Desa Sendangwaru, Kecamatan Kragan. "Pembelian itu untuk mengantisipasi kerusakan situs. Tahun 2013 ini, kami anggarkan Rp 100 juta," kata Sunarto, Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Rembang .

Langkah Pemerintah Rembang itu diambil, mengingat lahan di sekitar situs tersebut dikuasai penambang batu. Jika tidak segera dilindungi, kata Sunarto, ada kekhawatiran tanah yang masih dimiliki perorangan akan lepas ke tangan pemilik tambang. Setelah lokasi situs dapat terbeli, Pemerintah Rembang segera memagarinya. "Pengukuran tanah sudah rampung dikerjakan petugas Badan Pertanahan Nasional. Tapi pemilik tanah belum melepaskan untuk dijual," kata Sunarto.

Menurut Badan Arkeologi Yogyakarta, situs Terjan merupakan peninggalan Zaman Megalitikum sekitar 294 sebelum Masehi. Di lokasi itu ditemukan arca melingkari makam dan kursi batu dan selodiri (batu berdiri ) setinggi 50 meter. Pada awal Desember 2011, situs Terjan ini pernah menjadi sasaran perusakan orang tidak dikenal. Di antaranya, empat arca berkepala katak, naga, buaya dan kuda di bagian timur dan selatan areal situs rusak parah.Polisi setempat sampai melakukan olah tempat kejadian perkara. Tapi pengusutan atas kasus itu, hingga kini tidak ada kejelasan.

BANDELAN AMARUDIN

Topik Terhangat Tempo:
Penguasa Demokrat || Agus Martowardojo || Serangan Penjara Sleman || Harta Djoko Susilo || Nasib Anas

Baca juga:
Facebook Home Andalan di 'Ponsel' Facebook
Earphone untuk Dentuman Bas Menggelegar
RAZER EDGE PRO Didesain untuk PC Gamers
Dari Square hingga Passbook


Anda sedang membaca artikel tentang

Menyelamatkan Situs Prasejarah Rembang

Dengan url

http://teknologiseo.blogspot.com/2013/04/menyelamatkan-situs-prasejarah-rembang.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Menyelamatkan Situs Prasejarah Rembang

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Menyelamatkan Situs Prasejarah Rembang

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger