Indonesia Menarik Bagi Peneliti Capung Dunia

Written By Unknown on Selasa, 20 Agustus 2013 | 10.45

TEMPO.CO , Malang :Indonesia menjadi surga bagi peneliti capung dunia. Sejumlah peneliti asal Belanda, Norwegia, Inggris dan Australia meneliti keragaman jenis capung. "Mereka meneliti di Kalimantan, Sulawesi dan Papua," kata Pengurus Indonesia Dragonfly Society (IDS), Tabitha Makitan, Senin 19 Agustus 2013.

Kalimantan, Sulawesi dan Papua menarik peneliti karena memiliki ragam dan jenis capung yang melimpah. Tak hanya meneliti, mereka juga menerbitkan sejumlah buku identifikasi capung di Indonesia. Hasil penelitiannya juga disiarkan di jurnal ilmiah dunia. Kawasan Indo-Malay menyimpan 60 ragam capung dunia.

"Buku identifikasi capung Papua, Kalimantan dan Sulawesi ditulis peneliti asing," katanya. Sedangkan, tak ada peneliti Indonesia yang mempublikasikan hasil penelitiannya. Sehingga para pecinta dan pegiat dunia capung kesulitan menemukan referensi ilmiah yang menjadi acuan.

Sampai saat ini hanya dua buku yang membahas tentang capung, yitu "Mengenal Capung" karya Shanti Susanti terbitan LIPI tahun 1998, dan kumpulan esai berjudul "Capung Teman Kita" diterbitkan Pelestarian Pusaka Indonesia 2011. Untuk mengisi kekurangan karya ilmiah capung di Indonesia, IDS menerbitkan buku identifikasi capung berjudul "Naga Terbang Wendit".

Buku ini merupakan hasil penelitian selama dua tahun di kawasan perairan sumber Wendit Kecamatan, Pakis, Kabupaten Malang. IDS menemukan sebanyak 31 jenis capung, tiga diantaranya merupakan capung endemik Jawa. Buku setebal 164 halaman berwarna dilengkapi foto capung dan dicetak 2 ribu eksempar.

"Peneliti capung dari Inggris, Norwegia dan Belanda akan membantu identifikasi capung di Jawa," kata Dewan Komite IDS, Magdalena Putri. Para peneliti capung dunia mengapresiasi keseriusan IDS untuk meneliti dan mengidentifikasi capung Jawa. Mereka juga memberikan berbagai referensi untuk memudahkan penelitian.

Dukungan penelitian itu disampaikan peneliti capung dalam kongres capung sedunia (International Congres of Odontology) di Jerman Juni lalu. Sebanyak 30 negara dari seluruh belahan dunia menghadiri kongres tersebut. Dalam kongres, IDS mempresentasikan Capungsambar Putih (zyxomma obtusum).

Capung ini dianggap unik dan langka karena sulit ditemukan. Berbeda dengan jenis capung lain, Capungsambar putih terbang sangat cepat dan jarang hinggap di dedaunan. Bahkan, hanya muncul dua jam saja ketika hari menjelang gelap. Muncul mulai pukul 16.00 WIB-18.00 WIB.

EKO WIDIANTO
Berita Terpopuler:
Lulung: Saya Meludah Saja Jadi Duit
Gerak-gerik Rudi Sudah Diawasi Sejak Mei
Membandel, Tujuh PKL Tanah Abang Kena Sanksi
Jokowi Dandan Warok Ponorogo Demi Bambang DH
Pemilik Sepeda Motor Penembak Polisi Ditangkap


Anda sedang membaca artikel tentang

Indonesia Menarik Bagi Peneliti Capung Dunia

Dengan url

http://teknologiseo.blogspot.com/2013/08/indonesia-menarik-bagi-peneliti-capung.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Indonesia Menarik Bagi Peneliti Capung Dunia

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Indonesia Menarik Bagi Peneliti Capung Dunia

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger